PERTANIAN - Bayangkan sebuah pagi di desa yang penuh semangat. Di tepi sawah, seorang petani sedang memeriksa hasil panen padinya, sementara di dermaga kecil, nelayan menyiapkan perahu untuk melaut. Desa adalah akar dari kehidupan Indonesia, tempat di mana 43% penduduk negeri ini masih tinggal berdasarkan data BPS 2020. Namun, bayangan ini bisa memudar jika desa terus ditinggalkan, tergerus oleh derasnya arus urbanisasi.
Menurut Badan Pusat Statistik, pada tahun 2035, diperkirakan 66, 6% penduduk Indonesia akan tinggal di perkotaan. Angka ini bahkan meningkat menjadi 70% pada tahun 2045 berdasarkan proyeksi Bank Dunia. Sebagian besar warga desa pindah ke kota, berharap menemukan pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Kota menjadi magnet pembangunan, tetapi di sisi lain, desa sering kali kehilangan generasi mudanya, meninggalkan hanya para lansia yang berjuang mempertahankan tanah mereka.
Namun, apakah masa depan desa harus selalu kelam? Jawabannya adalah tidak, jika kita bersama-sama mulai membangun desa sebagai pusat kehidupan yang menjanjikan. Desa tidak boleh hanya menjadi tempat lahir dan tumbuh, lalu ditinggalkan. Desa harus menjadi tempat untuk berkembang, bermimpi, dan hidup sejahtera.
Menghidupkan Potensi Desa
Pembangunan desa bukan hanya tentang memberikan fasilitas dasar, tetapi menciptakan ekosistem yang membuat desa menjadi tempat yang menarik untuk tinggal dan bekerja. Bagaimana caranya? Pertama, mari kita ubah pandangan terhadap pekerjaan di sektor pertanian, peternakan, dan kelautan. Di tangan yang tepat, pekerjaan ini bisa menjadi sumber penghasilan yang besar dan bahkan mendunia.
Seorang petani, misalnya, tidak hanya sekadar menanam padi untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal. Dengan teknologi modern, ia bisa menghasilkan produk organik yang diekspor ke mancanegara. Begitu pula dengan nelayan. Dengan dukungan teknologi perikanan dan fasilitas penyimpanan hasil laut, mereka dapat meningkatkan nilai jual tangkapannya.
Namun, semua ini memerlukan intervensi serius dari pemerintah. Subsidi untuk alat pertanian modern, infrastruktur jalan yang memadai, serta pendidikan dan pelatihan keterampilan menjadi fondasi penting. Tidak hanya itu, jaminan harga yang stabil dan pemasaran yang luas untuk produk desa adalah kunci untuk memastikan hasil kerja keras warga desa tidak sia-sia.
Desa: Rumah bagi Generasi Muda
Membangun desa bukan hanya tentang meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga memastikan desa menjadi tempat yang layak untuk generasi muda. Internet dan teknologi digital harus menjadi bagian dari desa, memungkinkan anak-anak muda untuk terhubung dengan dunia, belajar, dan bahkan membangun usaha dari tempat mereka tinggal. Desa-desa yang terhubung secara digital bisa menjadi pusat inovasi, tempat munculnya ide-ide baru yang mendunia.
Menuju Keseimbangan Kota dan Desa
Pembangunan desa yang serius akan membantu menekan laju urbanisasi. Ketika desa-desa menawarkan kehidupan yang sejahtera dan berkelanjutan, orang-orang tidak perlu lagi pergi ke kota untuk mencari penghidupan. Sebaliknya, kota dan desa akan saling melengkapi, menciptakan keseimbangan yang lebih baik bagi negara ini.
Baca juga:
Babinsa Babahrot Kontinyu Dampingi Pertanian
|
Membangun dari desa bukan hanya tentang infrastruktur atau ekonomi, tetapi tentang menjaga jati diri bangsa. Desa adalah akar, tempat budaya dan tradisi kita bermula. Jika akar ini kuat, maka pohon Indonesia akan tumbuh kokoh dan rindang.
Jadi, mari kita mulai perjalanan besar ini. Bukan dari pusat kota, bukan dari gedung-gedung tinggi, tetapi dari tempat di mana cerita-cerita kecil dimulai: dari desa. Karena membangun desa adalah membangun Indonesia.
Jakarta, 26 Desember 2024
Hendri Kampai
Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi